Jumat, 22 Januari 2010

CARA PEMUPUKAN SAWIT

TEKHNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Uraian Tentang Jenis Pupuk (Buatan dan Organik) dan Tempat Penyebarannya
1. Tempat dan Cara Penyebaran Pupuk
1.1. Tempat Penyebaran Pupuk
Maksud tempat penyebaran pupuk ini adalah tempat dimana pupuk dapat ditaburkan. Ada yang didalam bokoran ditempat yang bersih dari gulma lunak masing-masih tumbuh. Prinsip pencampuran pupuk tunggal juga berlaku disini, apabila ada jenis pupuk yang tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling tidak ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk lainnya.
1.1.1. Tanaman Belum Menghasilkan
(a) Umur: 1 bulan s/d pelepah menutupi bokoran
Tempat Penaburan Pupuk
Seluruh tempat di bokoran dapat digunakan untuk apa saja kecuali Rock Phosphate yang harus ditaburkan diluar bokoran, diatas penutup tanah.
25 cm
(b) Tanaman yang pelepahnya sudah melewati bokoran
Tempat Penaburan Pupuk
Ujung bokoran
Ujung pelepah
150 cm
Seluruh tempat di bokoran dapat digunakan untuk pupuk apa saja kecualu Rock Phosphate yang ditaburkan diluar bokoran diatas penutup tanah.
1.1.2. Tanaman Sudah Menghasilkan
Tempat penaburan pupuk dibedakan atas sifat masing-masing seperti :
(a) Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran.
(b) P2O5 & MgO (Phosphate & Magnesium) dibaturkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung bokoran. Namun apabila Rock phosphate yang digunakan, tempat penaburan pupuknya adalah digawangan dipinggir rumpukan pelepah dan diatas guma lunak yang tumbuh disana.
(c) K2O (Kalium), ditaburkan diujung bokoran
(a) Nitrogen (b) P2O5 & MgO
(Phosphate & Magnesium)
Tempat Penaburan Pupuk
(c) K2O (Kalium)
Tempat
Penaburan
Pupuk
Ujung bokoran
Khusus untuk Rock Phosphate, daerah penaburan pupuk adalah di gawangan atau diantara pohon dengan pohon lainnya. Ph Ph GAWANGAAPh Ph GAWANGAAPhPhG A WA N G A APhPh
1.2. Cara Memupuk
Beberapa cara pemupukan sebagai berikut :
1. Surface application (Top dressing; Broadcast atau disebar diatas tanah langsung).
2. Furrow application (Didalam rorak-rorak/dipinggir guludan).
3. Sub Soil placement (Pocket/dibenam).
4. Soil injection (Dimasukkan kedalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan).
5. Stem injection (Langsung dimasukkan kedalam batang/kambium sedikit demi sedikit)
6. Nutritional spray (Foliar spray/melalui daun)
Jadi memupuk ini merupakan seni tersendiri bagaimana memadukan sifat-sifatnya yang berbeda, dosisnya yang berbeda-beda juga, waktu dan caranya.
1.3. Menabur Pupuk
1. Pupuk harus disebarkan kedaerah dimana akar-akar rambut paling banyak, kurang lebih disekitar bawah mahkota daun terluar.
2. Pupuk yang akan disebarkan harus benar-benar gembur/remah, tidak boleh ada gumpalan-gumpalan terutama pupuk N (S.A.; Urea, dsb).
3. Pupuk harus ditabur tipis pada seluruh permukaan tanah yang telah disediakan.
4. Pada bokoran yang keras, agar tanahnya dikecrok/digemburkan dahulu + 2,5 cm, selebar tempat memupuk, sesuai dengan umur tanaman.
5. Menjaga dosis pemupukan dengan alat takaran, sehingga penyimpangannya tidak terlalu banyak.
1.4. Organisasi
Untuk terlaksananya hal-hal tersebut diatas perlu disadari bahwa diperlukan suatu organisasi yang baik yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perlu dibahas terlebih dahulu antar anggota kelompok tani untuk petani swadaya atau antara Adm dan para Asisten Kebun untuk petani kemitraan mengenai jadual dan pupuk yang diperlukan untuk masing-masing afdeling.
Diperlukan suatu perhitungan yang cermat, kapan pupuk harus diambil dari gudang atau dibeli, kapan pupuk harus tersedia di lapangan, bagaimana agar pengeceran pupuk tersebut dosisnya sesuai, bagaimana pengamanan pupuk apabila tiba-tiba hujan turun , pengamanan pupuk terhadap pencurian terutama jika pupuk yang diecer pada hari itu tidak habis karena gangguan alam atau gangguan teknis.
Perlu diantisipasi jika terjadi kekurangan stok atau pengadaan terlambat, dst. Walaupun pengadaan pupuk ini telah rutin, namun seringkali terjadi ketidakberesan, maksudnya antara waktunya pupuk diperlukan dan waktu kedatangan pupuk tidak sinkron.
Ketersediaan pupuk perlu diantisipasi minimal sebesar jumlah kebutuhan 1 semester atau setahun kedepan.
2. Penyediaan/Pengangkutan Pupuk
Pupuk yang telah tersedia digudang pada pagi hari diangkut ke lapangan harus hari itu juga selesai ditaburkan. Pupuk diatas harus ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah dicapai. Jangan menempatkan pupuk pada 1-2 tempat saja bila areal cukup luas. Dukungan regu angkutan sangat menentukan lancar tidaknya pemupukan di lapangan.
3. Pelaksanaan
Pada setiap blok, ketua regu/asisten kebun harus mencoba sendiri menaburkan jatah pupuk per pohon, setelah itu baru anggota kelompok atau karyawan melaksanakan, dengan menggunakan takaran yang dibuat, jangan dikira-kira.
Produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan pada hari pertama dan kedua, hal ini penting sekali karena dosis pemupukan per blok berbeda satu sama lain. Faktor non teknis yang menjadi hambatan adalah masalah keamanan pupuk, kesadaran pelaksana dan kontrol.
1.5. Kontrol
Tindakan ini perlu sekali dilakukan, walaupun para pekerja/anggota kelompok tani kelihatannya sudah melakukannya dengan baik dibawah pimpinan mandor. Penyuluhan sebelum memupuk perlu dilakukan.
Kontrol aplikasi yang efektif mulai dari daerah yang tersulit, kemudian ditengah-tengah blok. Biasanya ditempat kontrol yang kurang baik, aplikasi pupuk tidak merata, bagian pinggir mendapat dosis pupuk yang lebih banyak dibandingkan
yang tengah. Lokasi yang sulit seperti perbukitan atau lokasi yang jalan masuknya tidak dapat dilalui kendaraan mendapatkan dosis yang lebih rendah dibanding dengan yang mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar